Pembagian Tim oleh Senior |
Peserta
dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok berisi tiga anggota. Berarti berapa jumlah peserta saat itu? Yups
benar sekali, 6 (enam) orang peserta.Tidak begitu banyak memang tapi malah
mudah meningkatkan kedekatan dan kebersamaan kami. Aku masuk kelompok 1
bersama Hanif (cowok ) dan Leny (cewek). Sedangkan peserta lainnya Dian (cowok), Leo (Cowok), dan Sari (cewek) di kelompok
2. Dua cowok satu cewek tiap kelompok. Mirip
komposisi tim shinobi di film Naruto, hihihi...........
Perjalanan kami menuju tengah hutan |
Sepanjang
perjalanan kami bebincang dengan senior yanng memandu kami berenam mengenai
banyak hal, terutama mengenai survival. Materi yang telah kami dapatkan ketika
di base camp langsung kami praktikan disini. Khususnya cara mengumpulkan sumber
makanan nabati (berasal dari tumbuhan) serta membedakan mana tumbuhan beracun
dan tidak beracun. Masing – masing kelompok mencari dan mengumpulkan. Dan
setiap kami tiba di pos peristirahatan kami berhenti. Kemudian berdiskusi
mengenai sumber makanan yang sudah kami kumpulkan.
“Itu
bisa dimakan ndak?” Tanya kak Wawan yang memandu kami.
“Bi-bisa
kak....” Jawab si Hanif sedikit gugup, mungkin karena dia tidak yakin sama daun
(sumber makanan) yang ditunjuk kak Wawan.
“Silahkan
dimakan kalau kamu yakin bisa dimakan.” Perintah kak Wawan. Hanif tidak mampu
menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menelan ludah. Mungkin adrenalinnya sedang
terpacu. “Yaudah kalau kamu ragu, ayo
kita buktikan itu bisa dimakan tidak.” Lalu keduanya sama – sama memakan daun
tersebut. Bedanya, yang satu dengan tenang sedangkan yang satunya dengan
tegang. “Kalau nanti kita mati, berarti daun itu beracun.” Kata kak Wawan
membuat semua yang mendengarnya shok, terutama si Hanif. Xixixi........
Kemudian
yang lain nya pun ditantang juga. “Beruntung
aku dan Leo tidak ditanya....... setidaknya badan kami tidak menjadi sampel uji
coba.” Batinku penuh syukur, merasa telah diselamatkan. Lalu percobaan uji
coba beracun atau tidak telah selesai, dan kami tahu bahwa sumber makanan
tersebut tidak beracun, maka setiap dari kami memakan untuk mencobanya. Setelah
itu kami melanjutkan perjalanan.
Capek banget bang................ |
Tungguin ntong................. |
Pembelajaran
kami masih terus berlanjut. Kami tetap disuruh mengumpulkan sumber makanan. Dan
setiap kami berhenti di pos istirahat kami mencobanya, untuk memastikan beracun
atau tidak. Ketika haus kami pun saling berbagi minum. Satu untuk bersama, dan
meminummnya secara bergantian. Dan tak terasa kami sudah sampai di titik akhir,
tempat kami akan bermalam. Dan tak terasa juga hari mulai petang.
Kami
di bariskan dan di beri pengarahan sebentar. “Sebenarnya masih ada materi
pendirian Bivak/Shelter. Tapi dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan maka
kita langsung mempraktikannya,” Pengarahan dari kak Ali “silahkan keluarkan
peralatan kalian, pilih tempat yang menurut kalian aman, dan kemudian dirikan
Bivak untuk istirahat kalian masing-masing.”
“Untuk istirahat masing-masing?” Sial! Aku
tidak membawa cukup perlengkapan untuk mendirikan bivak. Umpatku dalam batin
yang mulai panik karena kelalaianku sendiri. Sambil menepuk jidat aku berfikir
bagaimanapun caranya aku harus mendirikan bivak.
Bersambung.....................
Sebelumnya / Selanjutnya
No comments:
Post a Comment