Wednesday, November 26, 2014

JENIS-JENIS PERMAINAN DALAM KONSELING


Aktivitas individu tidak terlepas dari dunia bermain dan permainan. Sebab permainan itu menyenangkan, baik yang dilakuan sendiri maupun kelompok untuk membangkitkan semangat dan menjadikan suasana kondusif dalam berkegiatan. Ada banyak macam permainan, mulai dari permainan tradisional seperti main kelereng, lompat tali, dan petak umpet. Hingga permainan modern berupa game-game online.
Permainan-permainan tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Adakalanya permainan tersebut berguna untuk melatih konsentrasi, perkenalan dan keakraban, pengembangan diri, komunikasi, kepercayaan diri, kepemimpinan, kerjasama, dan kreatifitas. Dalam konseling juga mengenal permainan. Permainan tersebut berguna agar proses konseling lebih menyenangkan.
Pada makalah ini, pemakalah akan membahas beberapa permainan yang bisa digunakan dalam proses konseling, diantaranya Ini Namaku, Lanjutkan Ceritaku, Apa yang Jatuh, kalung kertas, dan the longest tie.

1.      Ini Namaku
Tujuan: menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal satu sama lainnya
Bidang Bimbingan: Pribadi, Sosial
Waktu: 15 Menit
Bahan/Alat: Bola

a.      Langkah Permainan
1.      Peserta diminta melingkari fasilitator
2.      fasilitator memberikan bola kepada salah satu peserta dan memintanya memperkenalkan diri dengan cara melemparkan bola ke atas sebanyak tiga kali sambil menyebutkan namanya.  Misalnya “Ini namaku Ani” (lempar)... “Ani” (lempar).
3.      Kemudian peserta tersebut (Ani) diminta mengoperkan bola kepada peserta lain secara acak, sambil mengatakan “giliranmu...”
4.      Peserta yang mendapatkan bola menjawab “terimakasih Ani...,” setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “saya Rudi, Saya mendapat bola dari Ani. Giliranmu...”
5.      Peserta yang mendapat lemparan bola dari Rudi menjawab dengan “Terimakasih Rudi...”, setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “Saya Dani”. “Saya mendapat bola dari Rudi, Rudi mendapatkan dari Ani. Giliranmu...”,
6.      Langkah poin 5 dilakukan sampai semua peserta mendapatkan bola dan memperkenalkan diri serta mengenal peserta-peserta sebelumnya.
7.      Peserta terakhir harus mengembalikan bola kepada peserta pertama dengan terlebih dahulu mengatakan “Terimakasih... (sebut nama pemberi bola). Nama saya Desi. Saya mendapat bola dari... menerima dari... yang seblumnya mendapatkan dari... dst (menyebutkan semua nama anggota kelompok). Sekarang bola ini saya kembalikan kepada Ani (peserta pertama). Bola ini kukembalikan padamu Ani.

b.      Evaluasi dan Refleksi:
1.      Apakah peserta hafal pada urutan bola yang diterimanya?
2.      Apakah peserta mampu mengingat nama teman-temanya?
3.      Apakah dinamika kelompok ini berjalan lancar?
4.      Apakah makna dari permainan ini?

c.       Variasi:
1.      Bola dilempar oleh masing-masing peserta, jumlah lemparan sesuai dengan jumlah abjad nama si pelempar.
2.      Peserta tidak hanya menyebutkan nama, bisa dikembangkan untuk lebih mengenal lainnya, misalnya: hobi..., asal..., dll
3.      Dalam pelaksanaannya, fasilitator dapat memberikan rangsangan dengan mengubah posisi tempat duduk peserta (ini perlu untuk kelompok yang baru terbentuk dan antar anggota belum saling kenal).
4.      Untuk kelompok yang antar anggotanya sudah saling mengenal nama, kegiatan ini bisa dilakukan dengan menyebut sifat, hobi atau hal lain untuk menggantikan nama.

d.      Poin belajar (learning point) yang diperoleh:
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, konselor/guru bimbingan dan konseling/fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai berikut:
1.      Mengenal dan memahami oranglain membutuhkan kesungguhan karena jika tidak akan menimbulkan kesalahan.
2.      Saling terbuka merupakan salah satu kunci yang memudahkan usaha untuk saling mengenal
3.      Bisa terbuka sehingga diri bisa dikenal oranglain dan mampu mengenal oraglain akan membuat diri merasa nyaman ditengah-tengah kehadiran oranglain.



2.      Lanjutkan Ceritaku
Tujuan: melatih kemampuan bercerita dan berimajinasi
Bidang bimbingan: pribadi, sosial
Waktu: 30 menit
Alat/bahan: -

a.      Langkah Permainan
1.      Duduklah yang rapat dan berderet panjang atau dalam bentuk lingkaran.
2.      Fasilitator memulai sebuah cerita dengan tema bebas
3.      Ditengah-tengah cerita, fasilitator menghentikan ceritanya, dan menunjuk salah satu dari peserta secara acak untuk melanjutkan ceritanya.
4.      Kemudian peserta secara acak melanjutkan cerita dari peserta lain.
5.      Permainan terus berlanjut sampai semua peserta mendapatkan giliran bercerita.
6.      Peserta diminta berekpresi dan berintonasi dalam bercerita.

b.      Evaluasi dan Refleksi
1.      Siapakah peserta yang sambungan ceritanya lebih menarik dibanding peserta yang lain?
2.      Siapakah peserta yang imajinatif dalam bercerita, intonasi suara atau ekspresi muka?
3.      Apakah makna dari permainan ini?

c.       Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui berbalah sebagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling/fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan point-point belajar, sebagai berikut:
1.      Bercerita adalah salah satu metode komunikasi yang baik.
2.      Dalam permainan ini, peserta tidak hanya dituntut untuk mendengarkan cerita dari peserta lain, tetapi juga meresponnya secara langsung dengan melanjutkan ceritanya.
3.      Mengasah daya imajinasi



3.      Apa yang Jatuh
Tujuan: melatih konsentrasi dan indera pendengaran peserta agar bisa mengetahui sebuah benda hanya dari suaranya ketika dijatuhkan.
Bidang bimbingan: pribadi, belajar
Waktu: 10 menit
Bahan/alat: kertas, alat tulis dan kain penutup mata
Jumlah peserta: 7-20 orang
Jenis permainan: game konsentrasi

a.      Langkah Permainan
1.      Minta peserta duduk melingkar di lantai dan saling membelakangi. Dalam permainan ini peserta dilarang mengeuarkan suara.
2.      Setelah peserta memakai penutup mata, fasilitator menjatuhkan lima benda berbeda ke lantai. Lebih baik menggunakan lima benda berbahan dasar berbeda, misalna pulpen, penggaris besi, kayu, uang logam, buku, dsb. Setiap benda dijatuhkan satu kali.
3.      Peserta diminta menebak apa benda tersebut dan menuliskannya dikertas jawaban setelah fasilitator menjatuhkan masing-masing benda untuk yang ketiga kalinya.
4.      Setelah permainan usai, fasilitator mengumpulkan jawaban peserta.

b.      Evaluasi dan Refleksi
1.      Adakah peserta yang benar semua dalam menjawab?
2.      Adakah peserta yang salah semua dalam menjawab?
3.      Apakah manfaat dari permainan ini?

c.       Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan Konseling/Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar yaitu pengenalan benda melalaui indera pendengaran butuh pengujian. Apakah selama ini kita peka terhadap benda-benda itu?

4.      Kalung Kertas
Tujuan: paradigma yang telah terbentuk akan mengatakan bahwa itu sulit atau mustahil, tapi dengan daya kreatifitas dan kemauan kuat hal yang dianggap mustahil pasti bisa dilakukan.
Bidang bimbingan: pribadi,belajar
Waktu: 15 menit
Alat/bahan: kertas ukuran folio dan gunting untuk masing-masing peserta
Jumlah peserta: bebas

a.      Langkah Permainan
Bagikan kertas dan gunting kepada peserta dan mintalah mereka membuat kalung dari kertas tersebut.

b.      Evaluasi dan Refleksi
1.      Adakah peserta yang beberapa kali gagal membuat kalung?
2.      Adakah yang tidak semangat dalam permainan ini?
3.      Apakah makna dari permainan ini?

c.       Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/ Guru bimbingan dan konseling/ Fasilitator memfasilitasi para peserta untuk menemukan poin-poin belajar bahwa paradigma yang telah terbentuk akan mengatakan bahwa itu sulit atau mustahil, tapi dengan daya kreatifitas dan kemauan kuat hal yang dianggap mustahil pasti bisa dilakukan.



5.      The Longest Tie
Tujuan: melatih kerjasama, sikap rela berkorban demi kelompok dan sikap empati
Bidang bimbingan: pribadi, sosial
Waktu: 15 menit
Bahan/alat: barang-barang kelompok
Jenis permainan: games kerjasama  dan kompetisi

a.         Langkah permainan
1.      Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
2.      Peserta membuat rangkaian dari barang-barang milik sendiri dengan anggota kelompoknya

b.         Evaluasi dan refleksi
1.      Siapakah yang bersemangat untuk mengorbankan barang miliknya untuk keperluan kelompoknya?
2.      Kelompok mana yang rangkaiannya paling panjang?
3.      Apakah makna dari permainan ini?

c.          Poin belajar (learning point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling/ Fasilitator memfalitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar yaiu melatih kerjasama, sikap rela berkorban demi kelompok dan melatih sikap empati pada kelompok.

No comments:

Post a Comment