Monday, February 15, 2016

IBUKU PEDAGANG SOSIS BAKAR






Ini adalah pengalamanku beberapa bulan yang lalu. Belum ada satu tahun. Tentang beruntungnya aku memiliki seorang ibu yang hebat dan penuh kasih sayang. Ya, ini adalah cerita tentang ibuku dan usaha kecilnya yang mampu menyelamatkan masa depanku, adikku, bahkan keluarga ku.

Aku adalah seorang siswa pemalas dari sebuah SMA negeri di desaku. Tidak pernah belajar dan selalu bangun kesiangan. Jarang mandi dan bahkan selalu tidur dikelas. Sering terlambat dan tidak pernah mengumpulkan PR. Meskipun begitu, aku tetap berangkat ke sekolah. Yah setidaknya aku bisa dapat uang jajan dan menghindar dari amarah orang tua karenanya. Tapi bagiku tetap saja membosankan. Sungguh aku tidak ada semangat hidup waktu itu.

Pagi itu, “Pakkk....!” aku terkejut setengah mati. Ibu menendang tubuhku yang tengah lemah gemulai tertidur di atas kasur di lantai depan TV. “Bangun! Antar ibu ke pasar!” Bentaknya dengan penuh kekesalan. Begitulah cara ibu membangunkan kerbau sepertiku. “Tiap hari bangun kesiangan................ Dasar anak tak berguna......” Gerutu ibuku yang masih bisa ku dengar samar-samar. Dengan mata setengah terbuka aku bangun dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Tidak berani aku melanggar perintahnya. Karena ia pernah mengancam akan mengutukku seperti Malin Kundang jika tidak menurutinya. Sungguh wanita yang tak terkalahkan.

Dengan setengah hati aku mengantarkannya ke pasar. Dalam hati aku menggerutu tiada henti. “Sial, kenapa pas hari minggu sih? Mestinya hari ini aku bisa tidur sepuasnya. Dasar tak berperikemanusiaan.”  Tentu ungkapan manis itu hanya kutelan dalam hati. Jika ibuku mendengarnya mungkin seketika itu juga aku akan dikutuknya menjadi batu. Aku tidak mau berakhir seperti Malin Kundang. Kasihan nanti si Malin karena kisah hidupnya aku copas. hehehehe

Di pasar, aku menunggu di tempat parkir sepeda motor. Ibu ku pergi untuk berbelanja. Lama, sungguh sangat lama aku menunggunya. Mataku yang masih memerah memohon untuk segera dipejamkan. Menunggu di tempat parkir yang tertimpa panas matahari, perut keroncongan karena kelaparan, dan ngantuk berat tingkat nasional membuatku frustasi. Bagiku itu adalah malapetaka yang luar biasa, bahkan seperti bencana besar. Menurut jadwalku, seharusnya hari minggu adalah waktu untuk sleeping beauty. Bukan malah nongkrong di tempat parkir seperti ini.

Sesampainya dirumah, tanpa istirahat terlebih dahulu. Ibu menyuruhku untuk memotong bambu di belakang rumah. Ia memintaku membuatkannya tusuk sate. Tidak satu dua tusuk, tapi sebanyak-banyaknya. Oh my God! Ku tepuk jidatku sekeras-kerasnya. Aku merasa kebahagiaanku di hari minggu telah dirampas ibuku sendiri. Dengan berat hati kuhabiskan sebagian besar waktuku di hari itu untuk membuat tusuk sate. Lalu malam harinya, dengan bangga ibuku mendeklarasikan usaha barunya di depan aku dan kedua adik perempuanku. “Mulai besok ibu akan jualan sosis bakar! Anak-anak harus membantu ibu.”  Pernyataan itu mendapat tepuk tangan yang meriah dan sambutan hangat dari kedua adikku. Dan aku, hanya tercengang serta kaget luar biasa.

Keesokan harinya tidak jauh berbeda dengan kemarin. Pagi-pagi sekali ibu membangunkanku dan dengan nada memaksa ia menyuruhku. “Bangun! Cepat beli sosis di warung dekat pasar kemarin!”

“Hari ini kan aku sekolah.” Dengan nada polos aku mencari-cari alasan. “Nanti kalau telat...............”

“Makanya cepat kamu beli sosis sekarang biar tidak telat!” Seperti pukulan telak aku tidak berkutik. “Nih uangnya. Setelah sholat, kamu langsung berangkat!” Singkat, padat, dan jelas. Begitulah ia menyuruhku. “Lagian udah langganan telat mau cari-cari alasan biar tidak telat. Emang aku nggak tahu apa?!” Gerutunya sembari meninggalkanku. Sungguh naas diriku ini.

Jam tujuh kurang lima menit aku siap-siap berangkat sekolah. Setelah mengikat tali sepatu aku langsung menuju ke sepeda motor yang sudah siap dan menungguku di pelataran rumah. Baru sesaat celanaku duduk diatasnya. Suara ibuku menggelegar dari dalam rumah. “Nanti sepulang sekolah langsung pulang. Jangan main! Buatkan tusuk sate lagi!”

“Ha?” Aku pun tak habis pikir. Jika seperti ini, masa mudaku sangatlah suram.

Dan semenjak saat itu hari-hariku terasa sangat berat. Setiap hari pagi-pagi sekali aku dibangunkan. Lalu disuruh beli sosis.  Sepulang sekolah disuruh membuat tusuk sate sebanyak-banyaknya. Kemana masa-masa tenang dan bahagiaku dulu? Selama seminggu lebih aku coba untuk bertahan. Namun hingga akhirnya aku tak mampu lagi. Aku telah lelah dengan semua ini. Kemudian terlintas di kepalaku sebuah gagasan yang akan merubah dunia, terutama duniaku.

Aku mulai melanggar perintah ibu ku. Pulang sekolah aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku mampir dulu ke warnet, main PS, dan cuman keluyuran kesana kemari. Menunggu sore hari untuk pulang. Dengan pulang sore aku berharap tidak disuruh membuat tusuk sate lagi. Dan alhasil rencanku berhasil. Meskipun aku harus membohongi ibu ku.

“Kok pulang sore?” Tanya ibu ku dengan tatapan curiga. Berdiri di depan pintu rumah menghalangi aku masuk dengan aura yang menakutkan. Sepertinya ia marah padaku.

“Tadi ada tambahan jam belajar kok bu.” Alasanku, mengingat aku sudah kelas dua belas dan sebentar lagi ujian.

“Jam tambahan? Sejak kapan kamu punya jam tambahan?”

“Sejak hari ini. Aku kan sudah kelas dua belas. Sebentar lagi ujian.  Jadi ada jam tambahan buatku bu.” Aku mencoba menjelaskan dan mengarang kebohongan. Dalam hati aku gemetar karena berbohong pada ibuku sendiri.

Sesaat ibu ku terdiam dan mengangguk-ngangguk kecil. “Ya sudah sekarang kamu buatkan ibu tusuk sate lagi.” Suruhnya, tapi kali ini dengan nada yang lebih lembut.

Namun, dalam hati aku menolak. Kenapa masih disuruh membuat tusuk sate itu lagi sih? Lalu tanpa perasaan aku menjawab. “Bu, aku itu capek. Aku baru pulang sekolah. Dan lagi hari ini ada jam tambahan. Aku mau istirahat!” Kata-kataku sedikit kasar.

Ibu hanya termenung. Dan tanpa kata-kata lagi ia masuk ke dalam rumah meninggalkanku yang masih berdiri di depan pintu.  Entah kenapa aku bisa seperti itu. Sungguh aku sudah tidak bisa menahannya.

Semenjak saat itu, setiap hari aku mengulangi hal yang sama. Pulang sore hari bahkan hampir petang dengan berbagai macam alasan. Ada ekstra lah, remidi lah, acara kelas lah, ini lah, itu lah, dan apapun itu yang bisa ku gunakan untuk sebagai alasanku. Awalnya ibu selalu menunggu kepulanganku dan bertanya seperti biasanya. Namun hingga akhirnya aku tidak melihat lagi ibuku menunggu kepulangan ku di depan pintu rumah. Aku sedikit terkejut. Kemudian aku masuk ke dalam dan mencarinya. “Tok....tok.....tok...” Suara yang tak asing bagiku. Suara bambu yang sedang di belah menggunakan golok dengan membentur-benturkannya ke sebuah kayu yang menjadi landasannya. Dengan mata kepalaku sendiri ibu tengah membuat tusuk sate sendiri. Ada rasa tak nyaman dalam hati melihat ibuku bersusah payah seperti itu. Tetapi aku pun tidak ingin kembali disuruh membuat tusuk sate lagi. Membuat tusuk sate, bagiku sangat membosankan. Dan kurasa ibu tidak akan pernah menyuruhku membantunya lagi.

Semuanya ia kerjakan sendiri. Seperti pagi ini, aku bangun pagi tapi bukan karena ibu ku yang membangunkanku. Mungkin karena sudah terbiasa bangun jam segini. Aku merasa aneh karena tidak seperti biasanya. Ada yang kurang hari ini. Ya, pagi ini ibuku sudah tidak ada dirumah. Entah pergi ke mana.  Aku cuci mukaku, sikat gigi, lalu sarapan. Sudah tersedia di atas meja makan sarapan untuk kami bertiga. Selesai makan aku ganti baju dan memakai seragam. Tanpa mandi aku berangkat sekolah. Kedua adikku telah berangkat terlebih dahulu. Dan saat aku keluar rumah aku melihat ibu ku datang dengan sepeda yang biasa ku gunakan ketika sepeda motorku tidak mampu ku isi bensin lagi. Ia membawa sekantong kresek besar sosis di tangannya. Sepertinya ia baru membelinya. Padahal jarak rumah ku dengan warung pemasok sosis itu terbilang cukup jauh. Karena itu aku yang biasa membelinya dengan menaiki sepeda motor. Namun kali ini ibu ku yang membelinya dengan menaiki sepeda. Sungguh ironis, jika seorang ibu harus menempuh perjalanan jauh ketika ia bisa menyuruh anaknya yang lebih mampu untuk melakukannya.

Jauh di dalam lubuk hatiku. Aku tak terima melihat hal seperti ini. Aku hanya terdiam dan mematung di depan pintu. Ibu turun dari sepeda dan memakirkannya. Lalu langsung masuk rumah begitu saja tanpa sepatah kata pun padaku.

Beberapa bulan kemudian bapak pulang dari perantauannya di Kalimantan. Awalnya aku pikir bapak pulang karena sedang libur dari pekerjaannya disana. Namun beberapa minggu kemudian aku mengetahuinya. Bapak pulang bukan karena libur, tapi PHK. Ya, saat itu tengah terjadi krisis ekonomi. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang gulung tikar dan memutus hubungan kerja ribuan pegawainya. Dan salah satunya adalah bapakku.

Dan mulai saat itu kehidupan kami sedikit bergeser. Dahulu dapat dibilang makmur, sekarang turun beberapa drajat. Kami masih dapat bertahan hidup dengan simpanan tabungan bapak yang masih ada. Kebutuhan hidup keluarga yang tidak sedikit menyadarkan kami. Simpanan yang ada saat ini tidak akan bertahan lama. Sebenarnya masih ada sawah yang bisa dijadikan tempat kami bergantung. Namun itu pun hanya ketika pas panen. Sedangkan kebutuhan hidup tidak dapat ditentukan kapan waktu dan berapa jumlahnya.

Tabungan semakin menipis, kami hidup dengan sangat berhemat. Bapak pusing mencari pekerjaan. Adik-adikku manangis karena tidak bisa jajan. Aku stres dengan biaya sekolahku yang kian meningkat. Ada LKS lah, SPP lah, inilah, itulah. Ditambah lagi aku yang sudah kelas dua belas, banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan. Namun ibu begitu tenang. Bahkan sering kali ia tersenyum untuk menghibur kami. Dengan sosis bakar jualannya ia mencoba tetap tegar dan mengumpulkan recehan demi memenuhi kebutuhan kami.

"Bu, mau jajan." Rengekan adik-adikku.

"Iya, ambil saja uangnya ditoples." Jawab ibu.

Ibu menyimpan uang hasil penjualannya di sebuah toples. Tidak terlalu besar dan terbuat dari bahan plastik. Isinya masih dapat dilihat dengan jelas dari luar. Terdapat lembaran-lembaran uang seribu dan dua ribuan. Serta berbagai macam jenis recehan berjumlah banyak.

"Bu..........." Panggilku dengan sedikit malu.

"Iya?" Jawab ibu sambil menyiapkan dagangannya.

"Anu..." Sebenarnya aku merasa tak enak dengan ibu. Setelah apa yang telah aku lakukan waktu itu. Tapi apa boleh buat. Aku sudah terdesak. "Aku kan udah nunggak SPP tiga bulan. Karena ada ulangan tengah semester, besok harus sudah melunasi uang SPP dan LKS. Kalau tidak, aku tidak bisa ikut tes tengah semester." Ujarku. Sekolahku mewajibkan seluruh siswanya untuk melunasi tunggakan-tunggakan sebelum sebuah tes diadakan. Entah itu hanya sebuah gertakan atau benar apa adanya. Aku pun tidak tahu. Karena selama ini semua siswa selalu melunasi tunggak-tunggakkannya sebelum tes diadakan.

Ibu terdiam sejenak. Lalu ia pun bertanya padaku. "Berapa yang harus dibayar?"

"Ada tiga ratus lima puluh ribu bu."

"Begitu....." Lalu ibu meraih toples tempat uang dagangannya. Ia ambil beberapa lembar dan recehan. Dihitungnya uang-uang itu lalu diberikan padaku. "Ini, ada dua ratus ribu. Bilang sama pak guru apa bu guru nanti kurangannya nyusul." Ujar ibu dengan senyumnya. Seketika hatiku terenyuh. Air mataku ingin keluar. Namun sebagai anak laki-laki aku menahannya sekuat mungkin.

Dan...... hari demi hari berlalu. Disamping simpanan bapak yang tersisah, kehidupan kami tercukupi karena ada sosis bakar ibu. Aku pun mulai menyadarinya. Sebagian kebutuhan hidup keluarga kami bergantung pada usaha kecil ibuku. Seperti uang jajan, biaya perlengkapan sekolah, tanggungan listrik, dan hal-hal lain yang masih dapat ditanggung dari penghasilan jualan ibu.

Sosis bakar yang dulu ku benci sekarang menolong kehidupan keluargaku. Betapa bodohnya aku. Aku selalu mencari-cari alasan di depan ibu. Kini aku tahu apa yang harus aku lakukan. Jujur saja aku masih tidak suka jika ibu ku menyuruh ku membuat tusuk sate. Meskipun begitu jika disuruh sekarang aku nurut. Kini setiap pagi aku yang membelikan sosis untuk dagangan ibu. Dan setiap minggu aku selalu setia mengantar ibu ke pasar. Aku tidak akan mengeluh dan menghindar lagi. Terimakasih ibu, terimakasih....................

Aku tidak akan menyia-nyiakan jerih payahmu ibu. Keringat yang engkau cucurkan dalam usaha yang kau rintis tak kan kubuat terbuang sia-sia. Aku akan menjadi anak yang lebih baik ibu. Aku menyayangimu..................... 

Wednesday, February 3, 2016

REVIEW

Buat semua yang ingin mencari informasi suatu hal yang akan kalian lakukan. Silahkan cari disini.
Bingung tentang informasi suatu produk? Jangan sedih, sembuhkan saja disini. Kaya puskesmas aja.......hehehe........

Halaman ini adalah tempat informasi review tentang suatu hal. Baik kegiatan, hobi, maupun produk. Informasi yang terposting disini merupakan hasil dari penelitian yang sebenar-benarnya. Hehe...... maksudnya hasil pengalaman.
Review sangat dibutuhkan untuk mengenali suatu hal sebelum melakukan atau menggunakannya. Dengan harapan mendapatkan kepuasan serta maanfaat sebanyak-banyaknya dari hal tersebut. Mengenal, mengerti dan memahami kegiatan yang akan kita lakukan, ataupun produk yang akan kita pakai sangatlah penting. Karenanya sangatlah bijak untuk melakukan review mengenai hal tersebut. Dengan review kita akan mendapatkan pengetahuan awal tentang apa yang akan kita kerjakan. Sehingga kita sudah mendapatkan modal pengetahuan terlebih dahulu sebelum melakukannya. Setelah itu kita tinggal mendalaminya lagi agar mendapatkan manfaat yang lebih banyak pula.
Review bisa didapatkan dengan cara mengalaminya secara langsung. Lalu mengkajinya sehingga baik buruknya kegiatan atau produk tersebut dapat diketahui. Review juga berisikan komentar dan penilaian pengguna tentang suatu produk. Namun tidak perlu risau. Apa yang dirasakan dalam pengalaman tersebut. Akan dijelaskan dalam potingan-postingan di halaman ini. Silahkan pilih mana review yang dibutuhkan. Semoga review dihalaman ini dapat membantu. 

SELAMAT MENGAMATI.......................






Maaf belum ada postingan.........

KEGIATANKU


Halaman ini berisikan posting-posting kegiatanku. Cuman foto-foto biasa sih. Tapi terlalu berkesan untuk kubuang. Dan juga suatu saat nanti mungkin saja bisa menjadi pengingatku untuk bernostalgia. Ciye........ ciye........ihir......
Postingan ini hanyalah berisikan foto-foto dan beberapa catatan saja. Jadi, maaf saja jika kurang enak karena tidak bisa dibaca. Hehehe...... gr. Meskipun terkesan membosankan, tapi postingan ini mempunyai tujuan tertentu. Disamping sebagai kenagan untuk nostalgia, juga bermaksud untuk memberikan dorongan bagi siapa saja yang melihatnya. Jadi, harapannya setelah melihat postingan ini, pembaca akan termotivasi untuk melakukan atau bahkan meningkatkan kegiatannya sesuai dengan hobi, kegemaran, karir, bahkan pekerjaan yang tengah ditekuni. Dengan melakukan kegiatan secara maksimal. Kita akan mendapatkan manfaat yang maksimal juga dari kegiatan yang kita lakukan. Jadi tidak sia-sia deh waktu yang telah kita gunakan.
Emmm, jangan ngledek ya kalau gambarnya kurang bagus bahkan jelek. Maklum tidak pakai kamera jahat. Alias jepretan orisinil. Hehehe...... anti  editan...... Kalau emang udah penasaran. Silahkan pilih saja kegiatan apa yang ingin dilihat. Klik nama kegiatan itu di daftar di bawah ini. Ok....


SELAMAT MENONTON..........................







Maaf belum ada postingan.........

TIPS-TIPS



Dihalaman ini terposting berbaga ragam jenis tips-tips seru dan menarik. Silahkan kepada para pencari tips bisa menggali semua tips yang pada postingan dihalaman ini. 
Tips dapat diartikan sebagai saran-saran yang baik dilakukan ketika melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjan.  Nyimpulin sendiri sih.... Silahkan untuk pengertian lebih lengkapnya bisa cari-cari di internet........
Karenanya banyak yang mencari tips-tips yang sesuai dengan kegiatan maupun pekerjaan yang hendak atau tengah dikerjakan. Berharap kegiatan atau pekerjaan tersebut dapat maksimal dan menghasilkan banyak manfaat. Tips-tips disini adalah hasil dari pengalaman (eksperiman) yang telah ditelaah lebih lanjut baik buruknya hasil pengalaman tersebut sehingga dapat disimpulkan beberapa hal yang baik dan tidak baik dilakukan. Agar lain kali ada peningkatan hasil yang bermanfaat.
Memang belum teruji secara ilmiah akan kebenaran dan kepastian hasil dari tips-tips ini. Namun bukan berarti tips-tips yang ada disini tidak ada gunanya. Silahkan percaya atau tidak, tidak ada paksaan untuk itu. Akan tetapi setidaknya pembaca dapat mengambil tips-tips bermanfaat yang sesuai atau sejalan dengan pemikiran rasional (logika). Silahkan dipilah, yang baik diambil yang tidak baik dibuang saja. Tidak perlu difikirkan.
Postingan ini hanyalah sebuah rujukan bagi semua pembaca. Bukan sebuah panduan ataupun patokan untuk melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan. Dan ingat ! Semuanya terjadi atas kehendak tuhan. Jadi jangan salahkan diri sendiri jika mengalami kegagalan dalam hidup ini. Semuanya pasti ada hikmahnya. Waduh..... waduh..... malah ceramah. Cuman ingin mengingatkan...... 

Yaudah nggak perlu banyak ceramah. Silahkan pilih saja tips yang ingin dicari............
SELAMAT MENCARI..........................


KISAH PENGALAMAN



Kisah pengalaman, semua orang pasti memiliki kisahnya masing-masing. Dari yang biasa-biasa saja hingga yang paling membanggakan. WOW........... Tapi tiap-tiap pengalaman itu memiliki cita rasa tersendiri. Dalam satu peristiwa yang dialami dua orang atau lebih. Pastinya memiliki kesan yang berbeda antar masing-masing individu. Meskipun kesan tersebut serupa, sama-sama menyedihkan atau menyenangkan. Namun tetap saja tidak sama, karena tiap individu memiliki sudut pandang masing-masing. Contohnya, makanan yang disajikan sama-sama mewah untuk dua orang yang berbeda. Memiliki kesan yang tidak sama karena masing-masing orang memiliki cara tersendiri untuk menikmatinya.
Disini, terposting berbagai kisah-kisah pengalaman. Baik pengalamanku sendiri maupun pengalaman teman-temanku yang mereka titipkan untuk diposting di blog ini. Tidak terlalu banyak sih kisah pengalaman yang diposting. Namun kisah-kisah tersebut merupakan kisah pengalaman yang benar-benar dialami dan dikemas dengan penyajian yang menarik untuk dibaca. Bukan hasil menjiplak atau menyontek karya orang lain, karenanya dijamin karya orisinil. Hihihi........Biasa aja keles. J
 Memang terdapat banyak postingan kisah pengalaman di sana-sini. Namun tetap saja kisah pengalaman tersebut “serupa tapi tak sama”. Tidak ada yang jelek. Baik dari anak-anak, remaja, dewasa, dan juga orang tua. Semuanya memiliki kisah pengalaman yang menarik. Seperti halanya kata-kata yang sering kita dengar *Pengalaman adalah guru terbaik.*. Cie ileh pakai kata-kata mutiara segala............
Karenanya, diharapakan pembaca dapat mengambil manfaat dari postingan ini. Tidak ada maksud membanggakan pengalaman sendiri. Tapi hanya ingin berbagi pengalaman menarik yang pernah dialami. Semoga dapat menjadi guru terbaik bagi kita semua, terutama yang membacanya. Amin..............

Udah nggak usah terlalu berbelit-belit. Nih pilih aja mau baca yang mana. Klik saja, Ocreee?
SILAHKAN MENIKMAT