Thursday, October 11, 2018

BERLATIH SURVIVAL DI ALAM TERBUKA



Ini adalah Cerita dari pengalamanku saat mengikuti Diksar III KSR PMI Kec.Gringsing. Kegiatan yang menyenangkan. Yah meskipun diawali keterlambatan dari ku. Banyak materi yang aku dapatkan. Terutama bagaimana cara Survival di Alam Terbuka.
Sungguh pengalaman yang menarik bagiku. Silahkan baca kalau penasaran.............. Hihihi.......Piss!


  1. BERLATIH SURVIVAL DI ALAM  TERBUKA  part 1
  2. BERLATIH SURVIVAL DI ALAM  TERBUKA  part 2

BERLATIH SURVIVAL DI ALAM TERBUKA part 2


Pembagian Tim oleh Senior
Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok berisi tiga anggota. Berarti berapa jumlah peserta saat itu? Yups benar sekali, 6 (enam) orang peserta.Tidak begitu banyak memang tapi malah mudah meningkatkan kedekatan dan kebersamaan kami. Aku masuk kelompok 1 bersama Hanif (cowok ) dan Leny (cewek). Sedangkan peserta lainnya Dian (cowok), Leo (Cowok), dan Sari (cewek) di kelompok 2. Dua cowok satu cewek tiap kelompok. Mirip komposisi tim shinobi di film Naruto, hihihi...........

Perjalanan kami menuju tengah hutan
Sepanjang perjalanan kami bebincang dengan senior yanng memandu kami berenam mengenai banyak hal, terutama mengenai survival. Materi yang telah kami dapatkan ketika di base camp langsung kami praktikan disini. Khususnya cara mengumpulkan sumber makanan nabati (berasal dari tumbuhan) serta membedakan mana tumbuhan beracun dan tidak beracun. Masing – masing kelompok mencari dan mengumpulkan. Dan setiap kami tiba di pos peristirahatan kami berhenti. Kemudian berdiskusi mengenai sumber makanan yang sudah kami kumpulkan.

“Itu bisa dimakan ndak?” Tanya kak Wawan yang memandu kami.

“Bi-bisa kak....” Jawab si Hanif sedikit gugup, mungkin karena dia tidak yakin sama daun (sumber makanan) yang ditunjuk kak Wawan.


“Silahkan dimakan kalau kamu yakin bisa dimakan.” Perintah kak Wawan. Hanif tidak mampu menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menelan ludah. Mungkin adrenalinnya sedang terpacu. “Yaudah kalau kamu ragu, ayo kita buktikan itu bisa dimakan tidak.” Lalu keduanya sama – sama memakan daun tersebut. Bedanya, yang satu dengan tenang sedangkan yang satunya dengan tegang. “Kalau nanti kita mati, berarti daun itu beracun.” Kata kak Wawan membuat semua yang mendengarnya shok, terutama si Hanif. Xixixi........

Kemudian yang lain nya pun ditantang juga. “Beruntung aku dan Leo tidak ditanya....... setidaknya badan kami tidak menjadi sampel uji coba.” Batinku penuh syukur, merasa telah diselamatkan. Lalu percobaan uji coba beracun atau tidak telah selesai, dan kami tahu bahwa sumber makanan tersebut tidak beracun, maka setiap dari kami memakan untuk mencobanya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan.


Capek banget bang................
Tungguin ntong.................
Pembelajaran kami masih terus berlanjut. Kami tetap disuruh mengumpulkan sumber makanan. Dan setiap kami berhenti di pos istirahat kami mencobanya, untuk memastikan beracun atau tidak. Ketika haus kami pun saling berbagi minum. Satu untuk bersama, dan meminummnya secara bergantian. Dan tak terasa kami sudah sampai di titik akhir, tempat kami akan bermalam. Dan tak terasa juga hari mulai petang.

Kami di bariskan dan di beri pengarahan sebentar. “Sebenarnya masih ada materi pendirian Bivak/Shelter. Tapi dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan maka kita langsung mempraktikannya,” Pengarahan dari kak Ali “silahkan keluarkan peralatan kalian, pilih tempat yang menurut kalian aman, dan kemudian dirikan Bivak untuk istirahat kalian masing-masing.”

Untuk istirahat masing-masing?” Sial! Aku tidak membawa cukup perlengkapan untuk mendirikan bivak. Umpatku dalam batin yang mulai panik karena kelalaianku sendiri. Sambil menepuk jidat aku berfikir bagaimanapun caranya aku harus mendirikan bivak.


Bersambung.....................
Sebelumnya / Selanjutnya

BERLATIH SURVIVAL DI ALAM TERBUKA part 1


Senior dan Instruktur/Pemateri

Diksar III KSR unit Gringsing tanggal 29 September 2018 waktu itu begitu mengenang. Kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) tersebut dilaksanakan di hutan jati milik perhutani termasuk Ds. Kutosari Kec.Gringsing, Kab. Batang. Meskipun hanya dua hari satu malam (29 – 30 September 2018) akan tetapi banyak materi yang diajarkan.

Awalnya aku bingung saat ingin mendaftarkan diri. Ketidakmampuanku dalam memenuhi persyaratan yang membuat aku seperti itu. “Dalam hati ingin, namun kesibukan tidak bisa diajak kompromi” Begitulah aku membatin. Dan selang beberapa hari kemudian........

“Kamu mau ikut Diksar?” Pesan dari WA.

“Iya bu, tapi sepertinya aku ndak bisa.” Balasku pada bu Atik seniorku di Pramuka yang juga anggota KSR.

“Kenapa? Kalau ada apa-apa bilang aja nanti tak bantu.” Serasa mendapatkan angin segar, kegerahanku pun menghilang. Dan akhirnya aku bisa ikut Diksar. Hehehehe........

Kegiatan dimulai dengan upacara pembukaan pada pukul 08.00 WIB. Sayangnya aku tidak bisa mengikuti dikarenakan terlambat. Baru dimulai aja udah telat......... :’(

“Maaf kak telat. Hehehe” Sapaku pada senior di tempat parkir.

“Ndak papa udah terlanjur, yaudah masuk sana. Gabung sama yang lain.” Jawabnya dengan tampang sedikit sangar. Ampun bosss.....

Kemudian aku laksanakan perintahnya, gabung dan duduk bersama peserta lainnya yang sudah mendapatkan materi dari tadi. “Heheh...... Maaf telat.” Ujarku dengan malu pada peserta lain yang melirik penasaran. Dan aku pun duduk di paling belakang. “Huft, setidaknya masih bisa ikut.” Batinku bersyukur.

Materi yang tengah di berikan waktu itu ialah materi Pertolongan Pertama (PP). Kami diajari tentang pembidaian dan  cara membalut luka. Angkat angkut pasien dan cara penanganan pertama pada pingsan, asma, luka lebam, luka bakar, dan lainnya.
Materi PP pembidaian dan membalut luka
Materi selanjutnya adalah pendidikan tentang reptil terutama ular. Dari ular yang kecil sampai ular sebesar Piton, bahkan ularnya masih hidup. Keren..... tapi ngerih juga sih bagi yang punya pobhia sama ular. Hihihi.............. Kami belajar tentang jenis – jenis ular, habitat ular, cara hidup mereka, dan cara bagaimana mengatasi ular di alam bebas. Mengingat ular adalah predator yang paling dekat dengan manusia, yang habitatnya bisa di sekitar kita, materi tentang reptil seperti ular ini memang sangat diperlukan.


Materi Reptil Education.
Ular yang hidup di akuarium dan yang ditoples adalah ular-ular mati yang telah diawetkan.
Setelah ishoma (istirahat, sholat, madang.............. eh makan) materi dilanjutkan dengan pengetahuan sadar tentang Survival dan setelah itu kami jalan menuju ke dalam hutan jati (jaten) di wilayah selatan Kecamatan Gringsing.



Bersambung..........................

Saturday, October 6, 2018

BASIC PRINCIPLES AND PRIORITY OF SURVIVAL (PRINSIP DASAR DAN PRIORITAS DALAM SURVIVAL)


1.       Sikap Mental Positif
Kemampuan bertahan hidup dalam Survival sebenarnya paling utama dimulai dari situasi – situasi dan pikiran anda. Dari bagaimana mengendalikan ketakutan anda dan menghindari panik serta memutuskan untuk bertahan hidup. Anda harus menganalisis situasi anda dan segera merencanakan tindakan setelah mempertimbangkan semua aspek dari keadaan anda dan keselamatan anda setiap saat. Tapi juga tidak terburu-buru membuat membuat penilaian yang sembrono. Sebuah sikap yang positif dan pikiran yang kreatif adalah kunci untuk bertahan hidup di alam terbuka dalam keadaan darurat.

2.       Kemampuan Pertolongan Pertama (First Aid)
Sekali anda memutuskan untuk bertahan hidup di alam terbuka maka fokus anda harus pada keselamatan pribadi anda. Merawat segala luka dengan cara terbaik yang anda bisa. Belajar dan berlatihlah pertolongan pertama. Selain itu pastikan untuk menghindari kelelahan dan hematlah energi anda.

3.       Perlindungan (Shelter)
Dingin dan panas adalah musuh untuk dalam bertahan hidup. Eksposur ke elemen dapat sangat berbahaya sehingga tubuh anda harus mendapat perlindungan sebaik mungkin. Jadilah kreatif dan gunakan apa yang ada di sekitar anda dengan segala upaya terbaik yang anda bisa.
Hindari menggunakan pakian basah, karena pakaian basah akan menguras panas tubuh anda  ( yang dihasilkan dari metabolisme makanan dan minuman untuk menghasilkan energi ) 240 kali lebih cepat dari elemen sekitar.
Dalam mendirikan shelter harus memperhatikan tempat dan lingkungan sekitar. Terutama beberapa tempat yang disarankan untuk tidak digunakan untuk mendirikan shelter, diantaranya:
N  Puncak punggungan bukit yang terbuka.
N  Dasar lembah atau daerah cerukan karena dingin.
N  Sisi bukit karena tanahnya mengandung uap air.
N  Jalur binatang mencari air atau makanan
N  Terlalu dekat dengan air
N  Dibawah satu batang pohon
N  Dekat dengan sarang binatang berbahaya
N  Dekat pohon mati

4.       Air
Anda dapat bertahan hidup tanpa air namun hanya beberapa hari saja. Secara teoristis manusia dapat bertahan tanpa air maksimal 3 X 24 jam. Haus dan lapar adalah musuh yang benar-benar dapat menekan sikap positif mental anda. Berusahalah menemukan sumber air yang bersih. Gunakan kain untuk mengumpulkan embun atau menangkap air hujan. Banyak metode untuk mendapatkan air yang bisa anda pelajari dan latih, diantaranya Transpirasi, Perspirasi, dan lain-lain.

5.       Api
Api memiliki kegunaan ganda dalam Survival, selain dapat memberikan kehangatan, juga dapat meningkatkan semangat anda dan memberikan rasa aman juga nyaman. Api juga dapat digunakan untuk memberikan sinyal / tanda keberadaan anda pada tim pencari.
Selain itu juga dapat digunakan untuk mensterilkan air dengan cara direbus dan sebagai sarana untuk memasak makanan. Bawalah selalu korek api di dalam survival kit anda. Namun karena terbatas dalam penggunaannya, maka gunakanlah hanya jika anda gagal membuat api dengan cara-cara yang lain, misalnya teknik Bow and Drill, atau menggunakan Fire Striker (Flint and Steel). Disarankan untuk membawa korek api gas, sebab dapat menghemat energi anda dalam membuat api serta korek gas dapat dipakai berulang-ulang dalam waktu yang lama. Walaupun demikian, anda tetap harus belajar dan berlatih tentang pengetahuan dan keterampilan menyalakan api tanpa korek api dengan memanfaatkan bahan-bahan dialam terbuka.

6.       Pemancaran Tanda (Signaling)
Jika anda tersesat dan ingin ditemukan, maka anda harus membuat diri anda terlihat. Sinyal asap dapat dilihat dari jarak yang jauh. Peluit juga dapat digunakan untuk memberikan sinyal meniup sesuai kode morse S.O.S  (. . . - - - . . . )
Jangan berteriak minta tolong karena teriakan tidak terdengar sampai jauh, malah dapat menguras energi anda. Sebuah cermin atau benda lain yang dapat memantulkan sinar matahari dapat dipakai sebagai heliograph untuk memberi tanda agar anda dapat rerlihat oleh helikopter atau pesawat pencari yang sedang terbang di udara sekitar lokasi anda.

7.       Makanan
Makan adalah prioritas Survival yang paling terakhir dalam survival dibanding prioritas-prioritas yang disebut sebelumnya. Seseorang bisa bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan. Secara teoristis manusia dapat bertahan tanpa makanan selama 3 minggu ( pada kenyataannya sudah banyak orang yang dalam keadan terpaksa dapat bertahan hidup lebih dari 3 minggu tanpa makanan ). Hemat cadangan energi tubuh anda, lebih baik beristirahat daripada bergerak tanpa tujuan mencari makanan. Bahkan jika anda tahu ada makanan yang bisa anda dapatkan namun energi yang anda buang lebih banyak ketimbang energi yang dapat anda peroleh dari makanan tersebut, lebih baik tinggalkan saja, hal ini hanya sia – sia belaka. Jika anda dapat memperoleh makanan dengan mudah, maka pergilah untuk mendapatkannya. Namun jika anda tidak mendapatkan air maka percuma anda mencari makanan, karena anda membutuhkan air untuk tubuh anda mencerna makanan.
Ini bukan berarti anda sama sekali tidak perlu mencari makanan, namun yang harus anda perhitungkan adalah jumlah energi yang anda buang untuk mendapatkan makanan dengan energi yang akan anda dapatkan dari makanan tersebut. Hanya jika benar-benar aman dan mudah saja anda boleh mendapatkan makanan itu. Oleh karena itu anda harus belejar pengetahuan tentang makanan-makanan yang mudah didapatkan di alam terbuka serta teknik-teknik yang mempermudah anda mendapatkannya, seperti teknik membuat jebakan dan jerat hewan.
Adapun pengetahuan tentang sumber makanan dari tumbuhan juga perlu anda kuasai. Mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak bisa dimakan. Terutama anda harus bis membedakan ciri-ciri yang beracun dan tidak beracun. Berikut ciri-cirinya:
Tidak mengandung racun,
{  Tidak mengandung getah,
{  Tidak berbulu,
{  Tidak berbau kurang sedap,
{  Dimakan oleh hewan mamalia.
Mengandung racun,
§      Mengandung getah susu, kecuali tahu persis tidak beracun,
§      Berwarna merah, kecuali tahu persis tidak beracun,
§      Buahnya terbagi dalam empat bagian, kecuali tahu persis bisa dimakan,
§      Tumbuhan dengan duri halus di batang dan daunnya,
§      Daun – daun yang sudah tua, karena beberapa akan memproduksi racun saat mudah mulai layu.



Friday, October 5, 2018

PERCEPTUAL NARROWING


Dalam sebuah kejadian kecelakaan atau bencana, orang-orang kebanyakan akan mengalami keadaan dimana mereka kehilangan sensitivitas pada keadaan sekitarnya. Pandangannya kosong, mereka mematung dan tidak segera bereaksi menyelamatkan diri. Dibenaknya selalu berisi kata-kata “Kenapa Saya?”, “Kenapa semua ini harus terjadi?”, dan sebagainya. Keadaan ini disebut “Perceptual Narrowing”.

Perceptual Narrowing diketahui sebagai salah satu yang menyebabkan menurunnya kesempatan bertahan hidup dalam hampir semua kejadian musibah.

STRESSORS OF SURVIVAL (PEMICU-PEMICU STRES DALAM SURVIVAL)


Saat melakukan survival dalam keadaan darurat di alam bebas yang cenderung berbahaya. Siapapun dapat mengalami gangguan pada pemikiran dan tekanan dalam batin, yang kemudian menyebabkan stres. Hal ini sangat berbahaya dalam survival, karena stres dapat membuat seseorang melakukan hal-hal di luar kewajaran bahkan sampai keluar batas. Bayangkan saja jika dalam keadaan darurat bahkan berbahaya seseorang mengalami stres dan bertindak di luar batas kewajaran, mengerihkan bukan?

Berikut merupakan pemicu-pemicu stres dalam survival:

1.       Loneliness (Kesepian)
Kesepian adalah musuh utama yang dapat menyergap anda tanpa peringatan. Kesepian akan menyerang anda ketika anda menyadari bahwa diri anda adalah satu-satunya orang yang ada disekitar anda dan juga satu-satunya orang dimana anda dapat bergantung pada saat dalam situasi survival.
Jangan biarkan kesepian menggerogoti sikap positif anda. Melawan dengan cara tetap sibuk, misalnya menyanyi, bersiul, mengumpulkan makanan, atau melakukan hal lain akan mengalihkan pikiran anda dari beban kenyataan bahwa anda sendirian.

2.       Fatigue (Kelelahan)
Pastikan untuk menghindari kelelahan. Kelelahan berlebihan dari otot-otot dan pikiran anda merupakan ancaman serius. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya pertahanan anda dan menjadi kurang sadar dan waspada akan bahaya. Hal ini juga menyebabkan kurangnya perhatian dan ketelitian, meningkatkan kecerobohan, serta hilangnya kemampuan anda mengambil keputusan yang berdasarkan penalaran yang sehat.  Luangkan waktu untuk menyegarkan dan mengistirahatkan otak dan tubuh anda. Menghemat energi anda, tidur, dan menjaga ketenangan sangatlah penting.

3.       Cold and Heat (Hawa Dingin dan Panas)
Dingin dan panas adalah musuh lainnya yang harus segera diatasi untuk bertahan hidup. Paparan elemen seperti panas dan dingin dapat menjadi sangat berbahaya. Buatlah perlindungan sebaik mungkin. Jika dalam keadaan dingin, carilah tempat berlindung dan membangun api. Namun jika dalam keadaan benar-benar panas, hindarilah sengatn sinar matahari secara langsung.
Dalam cuaca dingin anda mungkin merasa lebih nyaman tidur di siang hari dan berjaga di malam hari dengan api yang hangat. Sedangkan dalam cuaca panas anda perlu mencari tempat perlindugan untuk tidur di siang hari.

4.       Hungry and Thirst (Lapar dan Haus)
Lapar dan haus adalah musuh yang benar-benar dapat menekan sikap positif mental anda. Cobalah untuk menemukan air. Makanan bisa menunggu. Seseorang mampu bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan, namun hanya bisa bertahan hidup tiga hari tanpa air. Hemat cadangan tubuh anda dan buatlah rencana pengumpulan makanan dengan baik. Anda lebih baik beristirahat daripada berkeliaran tanpa tujuan mencari makanan.

5.       Fear (Ketakutan)
Ketakutan adalah musuh terbesar dalam survival. Ketakutan adalah reaksi normal pada siapa saja yang dihadapkan dengan situasi yang mengancam kehidupannya. Orang merasa takut terhadap banyak hal. Orang-orang memiliki rasa takut akan kematian, tersesat, hewan, penderitaan, ejekan, dan kelemahan-kelemahan diri mereka sendiri. Tidak ada manfaatnya menghindari rasa takut dengan menyangkal kenyataan bahwa diri anda sedang berada dalam situasi hidup yang berbahaya. Anda harus menerima bahwa takut adalah reaksi alami untuk situasi berbahaya dan mencoba untuk melakukan usaha terbaik untuk bertahan hidup dan keluar dari kesulitan anda.

6.       Panic (Panik)
Panik dalam situasi survival bisa menjadi sangat berbahaya dan mematikan. Musuh yang lebih berbahaya dari rasa takut adalah panik. Panik adalah dorongan yang tak terkendali yang dapat membuat diri anda kehilangan penalaran dan cenderung mendorong anda mengambil tindakan yang tergesa-gesa dan ceroboh yang dapat membawa anda pada situasi yang lebih serius dan berbahaya bahkan mematikan. Panik dipicu oleh pikiran dan imajinasi di bawah tekanan. Ketakutan dapat membangun panik dan menyebabkan seseorang membuat situasi yang lebih buruk



sumber gambar:

APA ITU SURVIVAL


Sebuah situasi darurat Survival mungkin bisa terjadi pada siapapun di manapun. Dapat tersesat karena perjalanan belantara, perang, kecelakaan, atau bencana alam. Ketika dihadapkan dengan situasi survival yang tak terduga, seseorang memiliki potensi untuk menghadapi banyak tantangan, mengalahkan semua kemungkinan yang luar biasa, dan keluar dari keadaan survival dengan selamat. Tapi, apa survival itu?

Survival adalah seni bertahan hidup di alam bebas dengan cara apapun. Bertahan hidup berarti melakukan usaha untuk tetap hidup dan tidak menyerah pada keadaan atau situasi. Saat anda berada pada keadaan tertentu yang tidak menguntungkan bahkan berbahaya, dan anda dapat menerimanya lalu mencoba memperbaiki keadaan tersebut sambil mempertahankan hidup anda sampai bisa keluar dari keadaan tersebut, maka anda sudah menjadi seorang survivors (orang yang melakukan survival). Dan yang paling terpenting, kuci keberhasilan anda melakukan survival adalah pikiran anda.

Keberhasilan melakukan survival tergantung banyak pada kemampuan seseorang untuk menahan setres dalam situasi darurat. Otak adalah alat terbaik untuk bertahan hidup. Ini adalah aset yang paling berharga dalam menghadapi situasi darurat apapun.


sumber gambar: https://cdn.hiconsumption.com/wp-content/uploads/2017/07/Advanced-Survival-Training-School.jpg